Sebuah cerita asli yang bermanfaat arti dari sebuah kesabaran dan berpikir positif
Dari Orang yang selalu ikhlas dan hanya berharap pada Allah SWT
11 thn menikah sy tdk pernah membuka tas atau dompet suami tanpa perintah atau seijinnya.
Hari itu suami memintaku untuk mengambilkan HP di dlm tasnya, tp betapa terkejut begitu melihat apa yg ada di dalamnya.
Sebuah jam tangan cantik milik seorang perempuan utuh dengan kotaknya, sepertinya jam tangan baru, wah bagusnya! agak GR sih sebenarnya apa mungkin itu untukku ya? Tp kenapa tidak diberikan padaku?
Begitu memberikan HP yg ia pesankan, aku sama sekali tidak bertanya ttg jam tangan itu dan suamikupun sama sekali tdk menyinggugnya, apa mungkin dia lupa, atau jangan2 jam tangan itu bukan untukku? Tapi untuk siapa? Hiks aku mulai galau…
Aku tidak mau menanyakannya takutnya dia lupa jam itu mau diberikan untuk siapa, takutnya malah terjafi friksi, berantem dll yg biasanya aku ga bisa menahan amarah. Aku ingat ilmunya ustadz Nas, bungkus permen ini, fokus hanya pada 4 titik, tarik nafas dalam2, okehh ayo duduk dibangku taman.
Hari berganti dan tidak ada kabar ttg jam itu, tapi aku tidak berhenti memikirkannya, sediih karena itu pasti bukan untukku.
Karena tidak bisa menahan kegalauan akhirnya aku sholat 2 rokaat, ngadu sama Allah pol2an, nangis & baca Quran.
“Ya Allah, Suami yg saat ini ada bersamaku adalah hadiah dariMu, aku ridho, aku ihlas atas pemberianMu, tapi saat ini apa yg sdg dia lakukan diluar sana bersama wanita lain, aku mohon jika ada kesalahan dalam dirinya hanya Engkaulah yg berhak memperbaiki, Engkau reparatornya, aku mohon tolonglah ia keluar dari masalah2 yg tidak Engkau ridho, ijinkan ia hanya tinggal bersama kami sekeluarga, kuserahkan kesetiaan dan kebaikan suamiku kepadaMu, kupasrahkan keselamatannya kepadaMu, aamiin…”. Rintihku suatu malam.
Tiba2 paginya, dia bilang: ” itu jam tangan kamu ngga suka po? Kok ngga diambil?”.
“Jam tangan dmn?” Tanyaku pura2 ga tau.
“Yg didalam tasku”.
“Oohh, emang itu jam buatku kah?”.
“Lah… Buat siapa? Wong simbokku udah meninggal?”.
“Oohh… Ya maturnuwun, mana?…”
Tiwas aku nangis2 he he…
Alhamdulillah, untung udah dengerin audio, baca buku dan ikut seminar RMR, cb klo belum? Seperti sebelum2nya, meledak2 dan selalu naik roller coaster.
Makasih ya ustdz Nas, jazaakumullah khoiron katsiiron, Barakallahu fiik…
